Sebelum berbentuk kaca yang digunakan rumah kita, baik untuk dipasang di jendela maupun untuk cermin, kaca tersebut mengalami proses pembuatan yang panjang. Dari segi ilmu fisika dijelaskan kaca awalnya adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga tidak megalami kristalisasi. Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang di hasilkan dari dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagia penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mengahasilkan struktur atom yang acak. Kaca adalah produk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan suspensi.
Kaca banyak sekali di gunakan dalam sifat-sifatnya yang khas, yaitu transparan, tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Dewasa ini ada sekitar 800 macam kaca yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu sifat tertentu, dan ada pula yang lebih mementingkan keseimbangan pada seperangkat sifat tertentu.Ada hal yang menarik tentang pengembangan macam-macam kaca ini, yaitu secara tidak sengaja, para peneliti dari cornell University, Amerika Serikat dan University of Ulm Jerman, menemukan dan menciptakan lembar kaca tertipis di dunia, ukurannya hanya setebal dua atom. Ini sekaligus juga memecahkan rekor Guinness Book Of World Records.
Seperti yang diberitkaan Live Science, temuan yang sudah dibadikan di Guinness Book Of World Records 2014 sebagai kaca tertipis di dunia ini berawal dari kejadian ketika para peneliti memeriksa temuan mereka berupa graphene, yang merupakan salah satu bahan tertipis dan terkuat di dunia. Ukuran lembaran graphene hanya setebal satu atom karbon, dan berbentuk kisi kristal seperti sarang lebah.
Di yakini bahwa "Lapisan kaca tertipis di dunia ini mungkin diciptakan akibat dari kebocoran udara pada foil tembaga yang terdapat pada proses pembuatan graphene," ujar David Muller, Profesor Fisika Terapan dan Rekayasa di Cornell University.
Ini bisa jadi angin segar bagi para pengguna kacamata yang udah kelewat tebal, nanti kacanya bisa diganti dengan yang tipis....so ..mata kamu bisa jadi lebih enteng.. hihi..
EmoticonEmoticon